Minggu, 20 November 2016

Terapi Akupunktur dan Fisioterapi untuk Bell’s Palsy



Di Klinik Pakualaman datang seorang pasien bernama Nn.N dengan diagnosa dokter Bell's Palsy. Nn.N mengeluhkan wajah sebelah kanan terasa kebas, bibir kanan terasa kaku dan sulit digerakkan serta kesulitan membuka dan menutup mata sehingga wajah kelihatan tidak simetris. Pasien diterapi sebanyak 4 kali selama 1 minggu, setelah terapi pertama kesulitan saat membuka dan menutup mata sudah mulai berkurang walaupun belum sepenuhnya keluhan berkurang, setelah pasien menjalani terapi selama 4 kali, wajah pasien sudah tidak terasa kebas lagi, bibir sudah bisa digerakkan lagi dan mata bisa menutup dan membuka seperti biasanya lagi

a.       Secara Akupunktur
Dari hasil penelitian dapat diketahui akupuntur bisa membantu mempercepat pemulihan dari kondisi Bell’s palsy dan mengembalikan fungsi saraf wajah. Rangsangan titik-titik akupuntur terutama di daerah otot-otot wajah yang terkena kelumpuhan dapat merangsang saraf-saraf facialis wajah dengan cara merangsang kembali titik-titik saraf yang sudah mengalami parese (kelumpuhan) tersebut. Jarum-jarum tersebut ditusukkan di titik-titik saraf di bagian tertentu untuk mendapatkan suatu sinyal positif
Dalam pandangan medik, terapi akupuntur ini bertujuan untuk merangsang titik-titik fisiologis tubuh agar kembali normal pada suatu penyakit atau dengan kata lain kembali ke dalam sistem keseimbangan (homeostasis). Konsep dasar pengobatan akupuntur medik adalah neuroscience, yakni penusukan titik-titik akupuntur yang dapat menstimulasi saraf tertentu yang berguna bagi kesehatan. Efek penusukan akupuntur sendiri dapat menimbulkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah) sehingga membuat aliran darah semakin lancar yang berefek pada kebugaran seseorang dikarenakan peningkatan asupan O2 ke seluruh tubuh. Rangsangan yang timbul akibat penekanan titik-titik akupuntur tersebut juga akan dapat meregulasi endokrin (mengatur sistem hormon).
b.      Secara fisioterapi
Fisioterapi yang dilakukan untuk kasus bell’s palsy menggunakan sinar infra merah yang bertujuan untuk meningkatkan proses metabolisme, vasodilatasi pembuluh darah, pigmentasi, pengaruh terhadap saraf sensoris dengan pemanasan ringan membentuk efek sedatif.
Latihan biofeedback pada penderita Bell’s Palsy adalah dengan melakukan gerakan aktif otot wajah dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan otot wajah mencegah pontensial kontraktur otot wajah. Dengan kontraksi yang berulang-ulang, maka secara bertahap kekuatan otot wajah akan meningkat dan sifat fisiologis otot wajah akan terpelihara elastisitasnya sehingga kemampuan fungsional wajah akan kembali (Trilastiti, 1993)
Adapun jenis-jenis latihannya yaitu melatih gerakan-gerakan, antara lain:  1)Mengangkat alis dan mengerutkan dahi, 2)  Menutup mata, 3)  Tersenyum, 4) Bersiul, 5) Menutup mulut dengan rapat, 6) Menarik sudut mulut kesamping, 7) Memperlihatkan gigi dan mengagkat alis keatas, 8) Mengembang-kempiskan cuping hidung, 9)Mengucapkan kata-kata labial dengan konsonan L,M,N.
Latihan bisa dilakukan penderita didepan cermin 3 kali sehari, lama latihan antara 10-15 menit (Trilastiti, 1993)
Tujuan dari massage adalah untuk merileksasikan otot otot dan dengan gerakan pasif dari terapis dapat melatih menyimetriskan wajah.
Pelayanan Klinik Terapi Medis:
-Akupunktur
-Hypnoterapy
-Fisioterapi
-Akupressure
-Reflexology
-Bekam
-Totok dan Massage Wajah
-Sunat/Khitan Balita,Anak,Dewasa
Biaya Terapi
Reguler Rp 60000
Paket 12x terapi Rp 600000
Buka Setiap Hari
Senin-Sabtu : 08.00 s/d 20.00
Minggu : 09.00 s/d 16.00
Informasi lebih lanjut 
0274-562996/ 085101152116/ 087843132878/082137235893
Jl. Purwanggan no.55A (timur kantor polsek pakualaman), Yogyakarta




Tidak ada komentar:

Posting Komentar